lBC, Serang – Kakak-kakak relawan dari Gerakan Kakak Aman mendatangi SDN Cikande 2. Tujuannya, untuk memberikan edukasi kepada anak tentang kemampuan melindungi diri dari kekerasan, terutama kekerasan seksual.

Kegiatan yang digelar pada Sabtu, 28 Oktober 2023 lalu itu sekitar 100 anak menjadi peserta kegiatan. Acara ini digelar atas dukungan dari PT. Cargill Plant Serang. Sebagai salah satu perusahaan besar yang beroperasi di wilayah Cikande – Serang, PT. Cargill memiliki concern yang cukup besar pada kegiatan-kegiatan yang bersifat edukasi dan sosial.

Terlebih di Kabupaten Serang, khususnya Kecamatan Cikande menduduki peringkat pertama jumlah kasus kekerasan pada anak di Kabupaten Serang. Yaitu sebanyak 12 Kasus per tahun 2022 berdasarkan Data DKBPPPA Kabupaten Serang.

“Sebagai perusahaan yang memiliki kewajiban untuk menunaikan tanggung jawab sosial, PT. Cargill sangat senang dan merasa terbantu dengan adanya Gerakan Kakak Aman ini. Apalagi isu yang dibawa juga sangat relevan dengan permasalahan yang ada di Masyarakat,” Ujar Masudi Ibrahim, selaku CSR Lead di PT. Cargill Plant melalui siarna pers pada Selasa, 31 Okotber 2023.

Kasus kekerasan pada anak telah lama menjadi keseharian yang menghiasi pemberitaan, baik di tingkat nasional maupun daerah. Di Kabupaten Serang sendiri trennya terus meningkat. Di tahun 2021 sebanyak 62 kasus dan 2022 sebanyak 69 kasus, keduanya didominasi oleh kasus kekerasan seksaul. Itupun baru angka yang terlapor. Faktanya, banyak kasus terjadi namun masyarakat enggan melapor karena berbagai alasan; takut, malu, dan sebagainya.

“Kami sangat-sangat berterimakasih dengan dilaksanakannya kegiatan ini di sekolah kami. Memang kasus kekerasan pada anak sekarang ini semakin mengkhawatirkan. Sehingga edukasi tentang pencegahan kekerasan ini sangat dibutuhkan anak-anak” Ungkap Juwaningsih, selaku Kepala Sekolah SDN Cikande 2.

Nining, salah satu relawan Kakak Aman menuturkan, kegiatan ini dikemas dengan berbagai macam metode yang pastinya menyenangkan bagi anak. “Pesan yang kita bawa di gerakan ini sebenarnya cukup berat. Misalnya, untuk mencegah kekerasan seksual pada anak, kita mengajarkan tentang bagian-bagian tubuh yang tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain,”ujarnya.

”Bagi sebagian orang mungkin ini masih dianggap tabu. Padahal ini penting untuk diketahui anak-anak agar mereka bisa melindungi dirinya. Oleh karena itu, sebisa mungkin kami mengemas edukasi yang terkesan berat ini dengan metode yang menyenangkan seperti bercerita, menyanyi, games, dan mewarnai gambar,”ungkapnya.

\Selain mengedukasi anak tentang bagian-bagian tubuh yang tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain, kegiatan ini juga memberikan anak pemahaman untuk berani bilang tidak, lari ke tempat yang aman, dan lapor kepada orang dewasa yang dipercaya apabila menghadapi situasi yang mengindikasikan terjadinya kekerasan.(*)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *